UMAR BIN KHATTAB ( Berikan 50% Kekayaan untuk Rakyat )
Umar Bin Khatab Rodiallahhuanhum adalah salah satu dari 3 sahabat nabi yang sanga keras dalam pendiriannya dan keras dalam usahanya. Ketegasannya yang sangat disukai oleh Rasulullah dan Umar adalah sahabat Rasul yang sangat taat terhadap apa perkataan Rasul, Umar r.a sahabat Rasul yang rela mati untuk Rasulullah dan Umar adalah sahabat Rasul yang sangat Garang, Tegas dan Keras dalam pendiriannya. Dan juga Umar Bin Khatab Rodiallahhuanhum adalah sahabat Rasul yang sangat kaya raya dan Umar memiliki banyak segala kebiasaan yang sangat luar biasa, Yakni hidup sederhana dan bersedekah lebih dari 50% dari kekayaannya.
Padahal saat hijrah dari mekkah ke madinah, ia harus meninggalkan hartanya. Dan memulainya lagi dari bawah, Lalu seberapakah kekayaan Umar setelah setelah berhijrah ?. Saat wafat, Umar meninggalkan ladang pertanian sebanyan 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar kurang lebih Rp. 160 Juta, berarti umar meninggalkan warisan sebanyak Rp.11,2 Triliun. Setiap tahun rata-rata ladang itu menghasilkan Rp. 40 juta berarti penghasialannya 233 Miliar sebulan atau 2,8 Triliun pertahun.
Namun hal tersebut tidak mempengaruhi kehidupan dari umar gaya hidupnya jauh dari kata mewah dan kesombongan atas kekayaan yang dia miliki. Ia lebih memilih untuk memberikan kekayaannya untuk orang orang Miskin dan kekurangan dia juga lebih menyukai tidur di tempat yang sangat sederhana yaitu di pelepah daun kurma, sangat jauh berbeda dengan kehidupan raja raja persia dan romawi di Zamannya. Dia juga termasuk pemimpin yang sangat adil dan tidak mau melihan rakyat nya kesusahan, kesulitan apalagi sampai Kelaparan.
Saat itu Umar dan sahabatnya yaitu Aslam sedang berjalan-jalan pada malam hari untuk melihat dan berkeliling desa untuk memantau rakyatnya pada saat malam hari. Dan aslam pun berkata " wahai amirul mukminin kenapa engaku mengorbankan waktu istirahat mu untuk berkeliling desa ?, padahal engaku bisa menyuruh anak buah mu sendirikan dan kau hanya menerima laporan nya saja". dan Umar pun menjawab " Kau tidak salah Aslam, tapi aku ingin melihat langsung keadaaan rakyatku segaligus memastikan laporan yang ku terima itu benar " dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan mereka untuk menglilingi desa melihat satu demi satu rumah rakyat nya.
Namun dalam perjalanan terhentilah langkah kaki mereka karena melihat salah satu rumah yang lampunya masih menyala dan di sana pun terdengar Suara tangisan anak kecil. Mereka pun langsung bergegas untuk menghampiri rumah tersebut dan mendengarkan suara tangisan itu dari luar rumah anak itu berteriak dan menangis pada ibunya karena Lapar. Dan ibunya pun menangkanya bahwa berkata masakan yang sedang dimasak akan segera matang dan menyuruh anak nya agar menunggu di tempat tidur dan jika sudah selesai akan di bangunkan. Akhirnya anak tersebutpun pergi ke tempat tidur dan menunggu ibu nya hinga tertidur pulas, seraya itu ibu bedoa kepada Allah untuk memberikan ketabahan dan kesabaran dalam mengahapi cobaan ini. Uamar dan Aslam masih mendengarkan nya di luar rumah hingga suaran anak kecil yang menagis itu pun berhenti.
Bersambung . . .
Comments
Post a Comment