Jalan Jalan Nekat (Part 2)

Setelah kami menikmati makan dan pemandangan saat malam hari di puncak dan hinggap lah rasa ngantuk,akhirnya kami turun lah lagi mencari masjid terdekat dan kami bermalam di masjid AT-Tauwn masjid terbesar di sekitar Puncak Pass dan sebagai patokan untuk para wisatawan yang menuju puncak atau menuju ke bandung atau daerah sekitarJawa Barat. Saat itu Malam berlalu sangat lama sekali,dan saat di dalam pun ada tulisan dilarang tidur di dalam masjid dan akhirnya kami tidur di teras masjid dengan rasa Kedinginan dan angin yang sangat kencang dan saat itu pun si Dede kembali lagi Drop. Namun dia hanya merasakan nya dan kami pun binggung harus berbuat apa karena saat itu sudah larut malam dan udara disana sangat dingin sekali. Langsung saja kami tidur di teras masjid dengan kondisi yang dingin,baru saja kami tidur kurang lebih 2 jam kami tidur di bangunan kan oleh pengurus masjid agar tidak tidur di masjid. 

Dan akhirnya kami berempat pun keluar mencari warung kecil untung minum teh hangat sekaligus numpang tidur dan juga mencari obat untuk Dede. Dan saat itu pukul ,emumjukan jam setengah 4 pagi kami hanya berdiam di warung kecil depan Masjid dan juga saat itu sedang hujan deras kami pun menunggu hujan hingga berenti dan kami kembali lagi kedalam masjid untuk melakasana kan Sholat Shubuh dan Kaget nya kami adalah ternyata di dalam masjid penuh dengan orang tidur ibarat kaya ikan Cue hehehe. Akhirnya Azan Shubuh pun berkumandang orang yang sedang tidur bangun semua untuk melaksanakan sholat shubuh dan saat itu kabun menutupi pandangan kami saat kami melihat keluar melalu jendela masjid tidak terlihat sama sekali pemandangan pagi hari Puncak karena tertutup oleh Tebalnya Kabut Pagi. 

Waktu menunjukan jam 6 pagi kami pun beranjak untuk pulang dan balik lagi ke Jakarta,namun saat kami ingin keluar dari masjid kami melihat seorang kakek kakek tua yang ingin turun ke bawah. Kami pun membantu beliau untuk turun entah siapa nama kakek kakek itu setelah menolongnya kami langsung pergi saja dan saat itu kabut masih tebal dan jarak pandang kami sangat pendek hanya 100 Meter. Turun lah kami dari Puncak pass menuju ke arah Jakarta,namun sebelum itu kami meneduh dulu karena tiba tiba turun hujan. Kami meneduh di Warung yang di kelilingi oleh perkebunan Teh dan saat itu perut kami sangat lapar dan uang kami pun tinggal sedikit hanya cukup untuk beli bensin saja. Si yasir pun ingat masih ada 3 bungkus Nasi uduk yang di bekaliin oleh ibu nya,akhirnya kami memakan nasi yang sudah dingin itu dengan lahapnya kami di warung itu hanya membeli Susu hangat dan Teh hangat saja dan makanan nya pake makanan yasir. Ketika hujan sudah berenti dan kabut hilang akhirnya telihatlah pemandangan yang sangat indah dan kesejukan yang tidak bisa di temukan di Jakarta dan kami sangat menikmatinya walau badan lelah kami terus berjalan menuju Jakarta dengan rasa Bangga dan kenikmatan yang belum tentu orang dapatkan.

Akhirnya setelah sekian lama dalam perjalanan dan muka yang sangat lelah ,sampai lah kami di rumah Yasir untuk menggambil motor yang dititipkan dirumahnya dan langsung kami pulang kerumah masing masing dengan rasa cape dan gembira. Karena banyak cerita yang bisa kami kenang disana dari dari masalah Motor masalah kita untuk tidur dan Macam Macam deh. Mungkin itu salah satu perjalanan Nekat dari DAYA dan banyak pelajaran yang di dapatkan Yaitu menolong sesama kemudian persiapan yang matang jika mao pergi jauh. Nantikan terus perjalanan dan cerita kami yang lain nya Salam Sahabat DAYA

Kalo mao tau Dokumenternya Klik ini aja Touring 1 Daya https://youtu.be/1-_-SP5zK6s

Comments

Popular Posts